Room to Read Berbagi Teknik Penulisan Buku Anak ‘Show, Don’t Tell’

"Penulis harus berpikir bahwa bukan hanya mereka yang bercerita," katanya. "Mereka berbagi porsi dengan ilustrator." Sofie membagikan tips menghindari 'bercerita' dalam penulisan cerita, termasuk mengaktifkan pengalaman indrawi pembaca dan menghindari terlalu banyak kata sifat dan kata keterangan.

Room to Read dan ProVisi mengadakan sesi pelatihan menulis buku cerita anak secara daring dengan tema “Menulis Buku Cerita Anak 101: Tunjukkan, Jangan Katakan” pada Senin, 26 Oktober. Pelatihan tersebut menghadirkan Alfredo Santos, Manager QRM Book Publishing Southeast Asia, Room to Read, dan Sofie Dewayani, penulis dan editor di Yayasan Litara. Keduanya berbagi makna dan pentingnya konsep ‘show, don’t tell’ dalam menulis buku anak berkualitas.

Sofie Dewayani menjelaskan bahwa menunjukkan, bukan menceritakan, berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan yang merupakan keterampilan penting di masa sekarang. Penggunaan kosakata yang kaya, baik dalam bahasa lisan, bahasa tulisan, maupun bahasa visual, menentukan kemampuan komunikasi praktis anak.

“Penulis harus berpikir bahwa bukan hanya mereka yang bercerita,” katanya. “Mereka berbagi porsi dengan ilustrator.” Sofie membagikan tips menghindari ‘bercerita’ dalam penulisan cerita, termasuk mengaktifkan pengalaman indrawi pembaca dan menghindari terlalu banyak kata sifat dan kata keterangan.

Alfredo Santos yang membawakan materi “Show Don’t Tell: Creating Engaging Action in Narrative Structure” mendorong para pembuat buku anak untuk membuat cerita yang dapat membuat pembaca mengeksplorasi, menemukan, atau mempelajari sendiri pesan cerita tersebut.
“Hindari penggunaan dialog panjang yang membuat cerita ‘over-explaining’,” katanya. “Cerita naratif bisa lebih melibatkan pembaca, dan pembaca bisa belajar dan memahami makna cerita lebih dalam.”

Pelatihan daring ini terselenggara atas dukungan Direktorat SD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan menggunakan Webex Direktur SD. Hampir 600 peserta yang terdiri dari penulis dan ilustrator buku anak, guru, kepala sekolah, pustakawan, dan pegiat literasi mendaftar dan berpartisipasi aktif dalam diskusi bersama narasumber.

Chatarina Trihastuti, Project Manager Room to Read, ProVisi Education, mengatakan pelatihan online ini merupakan salah satu inisiatif Room to Read dan ProVisi Education untuk mendukung para kreator buku anak dalam mengembangkan buku cerita anak untuk anak Indonesia. Dengan dukungan Google.org, Room to Read telah mengembangkan platform digital literasicloud.org yang menyediakan 220 buku cerita bergambar karya penulis dan ilustrator dengan dukungan mitra penerbit dari Indonesia. Di literasicloud.org, para pembuat buku anak juga dapat menemukan video pembelajaran yang dapat mendukung mereka dalam mengembangkan buku anak yang berkualitas.